PecintaTuan Syeikh Ali Akbar Marbun, Kota Medan. 512 likes. Tuan Syeikh Ali Akbar Marbun, Rais Syuriah PBNU, Pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Penasihat Abituten Musthafawiyah, Sesepuh Marbun
Menteri BUMN Erick Thohir menyambangi Buya Syech Ali Akbar dan Sholat Maghrib di Ponpes Al Kautsar Medan, Kamis 20/5/2022 FOTO Dok Kementrian BUMN Menteri BUMN Erick Thohir menyambangi Buya Syech Ali Akbar dan Sholat Maghrib di Ponpes Al Kautsar Medan, Kamis 20/5/2022 FOTO Dok Kementrian BUMN Menteri BUMN Erick Thohir menyambangi Buya Syech Ali Akbar dan Sholat Maghrib di Ponpes Al Kautsar Medan, Kamis 20/5/2022 FOTO Dok Kementrian BUMN Menteri BUMN Erick Thohir menyambangi Buya Syech Ali Akbar dan Sholat Maghrib di Ponpes Al Kautsar Medan, Kamis 20/5/2022 FOTO Dok Kementrian BUMN inline MEDAN - Menteri BUMN Erick Thohir menyambangi Buya Syech Ali Akbar Marbun di Ponpes Al Kautsar Medan, Kamis 20/5/2022. Selain melaksanakan shalat Maghrib berjamaah, Erick bersilaturahim pengasuh ponpes tersebut. sumber DokBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
PimpinanPondok Pesantren Al-Kautsar, Syekh Ali Akbar Marbun mengatakan, peringatan Hari Santri Nasional penting bagi para santri. Menurutnya, pengorbanan yang dilakukan para santri terdahulu untuk kemerdekaan Indonesia akan menjadi cambuk memacu semangat santri saat ini.
Syech KH Ali Akbar Marbun adalah Pendiri sekaligus Pengasuh Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Jl Pelajar No 264 Medan, Sumatera Utara. Syech KH Ali Akbar Marbun lahir di desa Siniang, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Medan. Syekh KH Ali Akbar Marbun adalah anak ke 7 dari 8 bersaudara, ayahnya Buyung Marbun Alm dengan ibunya Hj Chadijah bt Nainggolan meninggal pada usia 105 tahun adalah petani dan orang yang taat beragama Islam. Syekh Ali belajar di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Tapanuli Selatan, salah satu pesantren tertua dan terbesar di Sumatera Utara yang didirikan oleh Syech Musthafa Husain Nasution yang pada waktu itu dipimpin oleh H Abdullah Musthafa Nasution dan guru besarnya Syech Abdul Halim Lubis. Setelah belajar di Pesantren Musthafiyah selama 4 tahun, pada tahun 1969 Syech Ali Akbar Marbun menunaikan ibadah Haji ke Mekkah. Setelah menunaikan ibadah haji, Syekh Ali tinggal di Mekkah untuk belajar. Syekh Ali banyak belajar dari ulama-ulama Sunni di Mekkah, salah satunya kepada Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki Al Hasani. Usai belajar di Mekkah, pada tahun 1978 Syech Ali Akbar Marbun pulang ke Medan dan mendirikan Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar. Syekh KH Ali Akbar Marbun terpilih menjadi salah satu anggota Ahlul Halli wal Aqdi Ahwa di Muktamar Ke-33 NU Jombang yang dipilih oleh para Muktamirin. Setelah diadakan tabulasi, Syekh Ali mendapat suara sebanyak 246 suara. Anggota Ahwa bertugas memilih Rais Aam PBNU yang akan menahkodai NU di periode 2015-2020. Fathoni/ Post navigation
MEDAN( Waspada ): Ulama kharismatik NU yang juga pimpinan Pesantren Al Kautsar Al Akbar Medan, Syekh KH Ali Akbar Marbun, menyambut baik kedatangan Rektor UIN Sumatera Utara Prof Dr Syahrin Harahap, MA, Minggu (19/9). Buya Syekh Ali Marbun pun mendukung penuh Prof Syahrin yang disebutnya memiliki visi keumatan yang responsif.
Maman Imanulhaq Sowan ke Syekh Ali Akbar Marbun, Ulama Khos NU Medan/foto anjasmara MEDAN, – Ketua Umum Kerapatan Indonesia Tanah Air, KH Maman Imanulhaq, pada Selasa 22/2/2022, sowan ke kediaman Syekh KH Ali Akbar Marbun, ulama kharismatik Medan, yang juga ulama khos Nahdlatul Ulama NU. Turut mendampingi Kiai Maman sejumlah petinggi KITA lainnya seperti RE. Nainggolan, Camelia Lubis, Ketua dan Sekretaris KITA Medan, serta beberapa pengurus lainnya. Pada kesempatan itu, Syekh KH Ali Akbar memberi pesan khusus kepada Kiai Maman, salah satunya yakni meminta Anggota DPR RI dari Fraksi PKB itu untuk terus bekerja bagi bangsa dan negara. Yang penting juga, pesan Syekh Ali Akbar, Kiai Maman bersama KITA harus rajin berkolaborasi dengan organ lain untuk bekerja kreatif, inovatif, dan ikhlas demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kiai Maman pun disematkan Kain Ulos warna merah. Kain Ulos melambangkan simbolisasi atas kedatangan tamu kehormatan. Memang, masyarakat Batak selalu memuliakan tamu tanpa melihat latar belakang apapun. Bagi adat sana, kemuliaan akan dianugerahi oleh Tuhan YME bila antar sesama saling memuliakan. Di sela pertemuan, Anggota Ahlul Halli wal Aqdi Ahwa pada Muktamar NU ini, dengan tangan bergetar, memberikan tasbih dari kayu kaoka. Tasbih itu diselipkan ke dalam genggaman Kiai Maman. Tasbih seakan memberi pesan kepada Kiai Maman beserta rombongan KITA untuk senantiasa berzikir mengingat Sang Pencipta. “Jangan lupa berzikir. Hanya hati yang ingat Allah yang akan mendapat ketenangan dan kebahagiaan,” tutur pengasuh Pesantren Al Kautsar ini. Penulis Arpaso Editor BudionoSyekhAli Akbar Marbun yang akrab dipanggil Buya itu lalu menyerahkan sorban, peci dan sebuah tongkat kayu kokka kepada Menteri Erick Thohir. "Istilah pesantren bapak dikaruniai sorban, dikasihLaporan Wartawan Srihandriatmo Malau MEDAN - Ketua Umum Kerapatan Indonesia Tanah Air KITA, KH Maman Imanulhaq menyambangi kediaman Syekh KH Ali Akbar Marbun, ulama kharismatik Medan, yang juga ulama khos Nahdlatul Ulama, Selasa 22/2/2022. Turut mendampingi Kiai Maman sejumlah petinggi KITA lainnya seperti RE. Nainggolan, Camelia Lubis, Ketua dan Sekretaris KITA Medan, serta beberapa pengurus lainnya. Syekh KH Ali Akbar memberi pesan khusus kepada Kiai Maman, salah satunya yakni meminta anggota DPR RI dari Fraksi PKB itu untuk terus bekerja bagi bangsa dan negara. Yang penting juga, pesan Syekh Ali Akbar, Kiai Maman bersama KITA harus rajin berkolaborasi dengan organ lain untuk bekerja kreatif, inovatif, dan ikhlas demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kiai Maman pun disematkan Kain Ulos warna merah. Baca juga Komentari Edaran Menag Soal Pengeras Suara, Kiai Maman Sebut Sound System Tempat Ibadah Harus Baik Kain Ulos melambangkan simbolisasi atas kedatangan tamu kehormatan. Memang, masyarakat Batak selalu memuliakan tamu tanpa melihat latar belakang apapun. Bagi adat sana, kemuliaan akan dianugerahi oleh Tuhan YME bila antar sesama saling memuliakan. Di sela pertemuan, Anggota Ahlul Halli wal Aqdi Ahwa pada Muktamar NU ini, dengan tangan bergetar, memberikan tasbih dari kayu kaoka. Tasbih itu diselipkan ke dalam genggaman Kiai Maman. Tasbih seakan memberi pesan kepada Kiai Maman beserta rombongan KITA untuk senantiasa berzikir mengingat Sang Pencipta. "Jangan lupa berzikir. Hanya hati yang ingat Allah yang akan mendapat ketenangan dan kebahagiaan," tutur pengasuh Pesantren Al Kautsar ini.
PimpinanPondok Pesantren Al-Kautsar Syekh Ali Akbar Marbun meminta seluruh elemen bangsa menyatukan berbagai perbedaan untuk menciptakan perdamaian yang
xTD3.